SMA Bosowa Bina Insani Gelar Pesantren Ramadhan
Bosowa School Bogor -- SMA Bosowa Bina Insani terus berupaya membina siswanya dengan baik. Salah satu caranya adalah melalui kegiatan Pesantren Ramadhan 1439 H yang diselenggarakan selama dua hari, 18-19 Mei 2018, di kampus Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat.
“Pesantren Ramadhan merupakan salah satu upaya SMA Bosowa Bina Insani menanamkan nilai-nilai Qurani untuk membentuk generasi bangsa Indonesia yang unggul,” kata Kepala SMA Bosowa Bina Insani (BBI), Dedi Supriyadi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (18/5).
Saat membuka Pesantren Ramadhan 1439 H, Jumat (18/5), Dedi mengajak semua siswa SMA BBI untuk kembali ke Alquran. “Mari kita pelajari, hafalkan dan amalkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Sudirman menekankan tentang keutaamaan Alquran sebagai petunjuk yang tidak diragukan lagi. “Jangan sampai kita meninggalkan Alquran,” tegas Sudirman.
Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI), M Sudrajat mengatakan, Pesantren Ramadhan 1439 H itu mengusung tema besar “Membumikan Alquran”. Adapun tema khususnya adalah “Melalui Pesantren Ramadhan 1439 H Kita Tanamkan Nilai-nilai Qurani untuk Membentuk Generasi Bangsa yang Unggul”.
Ia menegaskan, tema tersebut bukan sekadar pajangan saja. Target minimal, siswa bisa khatam membaca Alquran di akhir Ramadhan. Rumusnya sederhana saja. Kalau siswa setiap hari lima kali mengaji, khususnya selesai shalat, dan setiap kali mengaji dua lembar, maka bukan hal sulit menamatkan 10 lembar. Dan itu sama dengan satu juz. “Insya Allah bila diniatkan secara kuat pasti bisa,” tutur Sudrajat.
Dedi menyebutkan, SMA Bosowa Bina Insani terus berupaya mengantarkan siswanya mencapai tujuan pelaksanaan ibadah yang baik dan benar. Sehingga, mereka memiliki bekal ilmu pengetahuan agama yang mencakup materi fiqih (wudhu dan shalat), ibadah (halaqah Alquran, sedekah dan shalat berjamaah). Selain itu juga ilmu tauhid dan akhlak.
Ia menambahkan, siswa diarahkan untuk menjadi pribadi Muslim sejati di Bulan Ramadhan ini. “Puasa adalah ibadah sirriyah. Syahadat, shalat, zakat dan ibadah haji aktivitas dan bacaannya terlihat. Namun puasa berbeda. Hanya Allah dan diri orang yang berpuasa yang tahu tentang puasanya seseorang. Ciri ketakwaan kita terlihat di sini,” paparnya saat memberikan materi Pesantren Ramadhan.
Pemateri lainnya, Irsyad mengupas tentang tata cara shalat yang benar. Ia menguraikan dengan jelas mengenai praktik berdiri dan tata cara bermakmum, pengenalan tingkatan shalat -- mulai dari shalat wajib, sunah, rawatib dan mutlak.
Ia pun menekankan kehati-hatian dalam shalat agar terjaga. "Bacaan tidak boleh tertukar, posisi wajib jari kaki saat sujud dan tahiyat, serta hal-hal lain terkait cara shalat yang benar," ujar Irsyad yang juga ketua Panitia Pesantren Ramadhan 1439 H.
Bukan hanya materi, kegiatan Pesantren Ramadhan 1439 H ini diperkaya game menarik dan lomba Musabaqoh Fahmil Quran (MFQ) yang diikuti semua kelas. Perwakilan kelas masing-masing tiga orang bertanding tentang pengetahuan keagaman dalam lomba ini.
“Siswa dituntut untuk kompak bersama firqohnya. Dan menghafalkan surat-surat Alquran yang dipersyaratkan,” ungkap Dedi.
Acara hari pertama, Jumat (18/5) dilanjutkan pada malam hari. Selepas berbuka puasa, shalat Maghrib, Isya dan Tarawih berjamaah, para siswa mendapatkan untaian tausiyah yang disampaikan oleh Ustaz Aris Ahmad Jaya.
“Semoga semangat untuk mempersembahkan ibadah terbaik di bulan Ramadhan ini tercapai. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang bertakwa,” papar Dedi Supriyadi.
REPUBLIKA.CO.ID